JAKARTA - BPI Danantara menyiapkan strategi investasi 2026 dengan fokus pada proyek strategis yang mampu membuka lapangan kerja skala besar.
Langkah ini bukan hanya soal pertumbuhan modal, tetapi juga penguatan ekonomi nasional. Prioritas utama adalah proyek yang memberikan dampak sosial dan ekonomi nyata bagi masyarakat Indonesia.
Pemetaan Investasi dan Target Lapangan Kerja
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) mulai memetakan arah investasi tahun 2026 melalui RKAP perusahaan.
Target utama adalah menciptakan belasan ribu lapangan kerja dari proyek-proyek strategis di dalam dan luar negeri. Setiap proyek dirancang untuk menghasilkan return bagi negara sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
CEO Danantara Indonesia, Rosan P. Roeslani, menegaskan bahwa roadmap investasi Danantara Investment Management (DIM) mengusung mandat ganda.
Investasi harus menguntungkan secara finansial dan memberikan kontribusi positif bagi transformasi ekonomi. Dengan pendekatan ini, setiap proyek diharapkan memberi dampak nyata bagi pembangunan nasional.
Selain itu, Danantara menekankan penciptaan ekosistem yang mendukung sektor-sektor prioritas. Fokus diberikan pada proyek yang dapat menghasilkan nilai ekonomi dan sosial secara simultan. Strategi ini menjadi dasar bagi pemilihan proyek-proyek yang layak didanai.
Proyek Kampung Haji di Makkah
Salah satu motor utama penciptaan lapangan kerja tahun depan adalah Proyek Kampung Haji di Makkah, Arab Saudi.
Proyek ini tidak hanya menyediakan akomodasi bagi jamaah, tetapi juga menjadi peluang lapangan kerja bagi tenaga kerja Indonesia. Rosan memperkirakan proyek ini mampu membuka hingga 7.500 pekerjaan bagi warga negara Indonesia.
Selain itu, proyek Kampung Haji diharapkan menumbuhkan ekosistem halal yang berkelanjutan. Nilai ekonomi yang dihasilkan dari ekosistem ini diperkirakan mencapai lebih dari Rp 2,5 triliun per tahun. Hal ini menunjukkan bagaimana proyek strategis di luar negeri dapat memberikan manfaat ekonomi bagi Indonesia.
Dengan proyek ini, Danantara sekaligus memperluas jangkauan investasi internasional. Pendekatan ini menegaskan bahwa investasi strategis bisa bersinergi dengan kepentingan nasional. Proyek semacam ini juga menjadi tolok ukur kemampuan Danantara dalam mengelola proyek berskala internasional.
Proyek Waste-to-Energy di Dalam Negeri
Tidak hanya di luar negeri, Danantara juga fokus pada proyek domestik, termasuk pembangunan infrastruktur pengelolaan sampah menjadi energi atau waste-to-energy (WtE). Proyek ini dirancang untuk menanggulangi masalah sampah sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional. WtE diprediksi menyerap tenaga kerja signifikan di Indonesia.
Rosan menjelaskan bahwa proyek WtE berpotensi menciptakan 3.500 hingga 4.500 lapangan kerja selama masa konstruksi. Selain itu, ratusan pekerjaan tetap akan tersedia saat proyek mulai beroperasi. Proyek ini sekaligus memperlihatkan komitmen Danantara terhadap investasi yang berorientasi pada keberlanjutan lingkungan.
Langkah ini menekankan bagaimana Danantara mengintegrasikan keuntungan finansial dengan dampak sosial dan lingkungan. Strategi investasi seperti ini sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. Selain memberikan manfaat ekonomi, proyek ini juga meningkatkan kapasitas tenaga kerja lokal.
Disiplin Tata Kelola dan Mitigasi Risiko
Chief Investment Officer Danantara Indonesia, Pandu Patria Sjahrir, menegaskan bahwa disiplin tata kelola dan mitigasi risiko menjadi kunci keberhasilan RKAP 2026. Setiap proyek yang didanai harus bersifat bankable dan memenuhi standar kelayakan investasi. Fokus ini memastikan modal Danantara digunakan secara optimal dan aman.
Pandu menambahkan, proyek-proyek yang dijalankan harus memberikan nilai tambah bagi ekonomi Indonesia. Pendekatan ini menekankan tanggung jawab sosial dan keberlanjutan investasi. Dengan demikian, setiap proyek bukan hanya menguntungkan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Selain itu, pengawasan ketat terhadap eksekusi proyek menjadi prioritas utama. Hal ini mencakup penilaian risiko, pemantauan progres, dan evaluasi hasil investasi. Dengan manajemen risiko yang tepat, proyek strategis Danantara diharapkan berhasil mencapai target ekonomi dan sosial yang diinginkan.
Proyeksi Dampak Ekonomi dan Tenaga Kerja
Jika dikalkulasi dari dua proyek utama, Danantara berpotensi menyerap lebih dari 12.000 tenaga kerja. Penciptaan lapangan kerja ini memberikan kontribusi nyata terhadap penguatan ekonomi nasional. Proyek-proyek strategis yang dijalankan juga meningkatkan kapasitas dan keterampilan tenaga kerja Indonesia.
Pendekatan investasi ini menunjukkan bagaimana BPI Danantara mengarahkan modal untuk tujuan yang lebih luas. Setiap proyek strategis dirancang dengan prinsip return sekaligus impact sosial dan ekonomi. Dengan strategi ini, Danantara menegaskan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan dan penguatan ekonomi domestik.
Selain itu, proyek-proyek ini membuka peluang kerja bagi berbagai sektor. Dari konstruksi, operasional, hingga manajemen, banyak tenaga kerja terlibat langsung. Strategi ini juga memberikan pengalaman internasional bagi pekerja yang terlibat di proyek luar negeri.
Dengan roadmap 2026 yang matang, Danantara diharapkan mampu menjadi katalis pertumbuhan ekonomi. Investasi strategis tidak hanya memberikan keuntungan finansial, tetapi juga memperluas peluang lapangan kerja dan mendorong transformasi ekonomi nasional.
Ke depan, BPI Danantara akan terus memprioritaskan proyek yang menghasilkan impact maksimal bagi negara dan masyarakat.